Minggu, 15 Maret 2015

Laporan Praktikum ke-11                   Hari/Tanggal   : Selasa/9 Desember 2014
m.k Penyakit Organisme Akuatik       Kelompok       : XII
Asisten            : Yanti
                       








HISTOPATOLOGI





Disusun oleh:
Sunarni
C14120075







 


















DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

I.     PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Penyakit ikan merupakan salah satu masalah utama yang sering dihadapi o1eh pembudi daya ikan. Kerugian yang terjadi akibat penyakit bukan hanya pada jumlah papulasi dan kualitas ikan saja, melainkan secara ekonomi sangat merugikan bagi para pembudidaya ikan. Adanya penyakit ikan erat hubungannya dengan lingkungan dimana ikan itu berada. Oleh karena itu dalam pencegahan danpenyakit ikan, dilakukan pengendalian terhadap lingkungan juga perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit ikan (Priosoeryanto 2010). Untuk mengetahui efek toksik dari beberapa polutan kimia dalam suatu lingkungan dapat di uji dengan menggunakan spesies yang terdapat pada lingkungan tersebut,salah satunya adalah ikan. Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Bahan pencemar masuk kedalam tubuh organisme dapat melalui rantai makanan sehingga menyebabkan terakumulasinya bahan pencemar dalam jaringan terutama hati.  
Analisa histopatologi dapat digunakan sebagai biomarker dalam mengetahui kondisi kesehatan ikan melalui perubahan struktur yang terjadi pada organ-organ seperti insang, hati, ginjal dan sebagainya. Selain itu, penggunaan biomarker histopatologi dapat digunakan dalam memonitoring lingkungan dengan mengamati organ-organ tersebut yang memiliki fungsi penting dalam metabolisme tubuh sehingga dapat digunakan sebagai diagnosis awal terjadinya gangguan kesehatan pada suatu organisme.
1.2        Tujuan
Tujuan dari praktikum histopatologi ikan ini adalah sebagai langkah awal dalam mendiagnosa penyakit ikan.  

II.      METODOLOGI

2.1    Waktu dan Tempat
Praktikum histopatologi ikan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 9 Desember 2014 pukul 15.30-18.00 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan.

2.2    Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah alat bedah, oven, mikrotom. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nila, akuades, alkohol 50%, 70%, 80% 90%, 95% 100%, alkohol+xylol, xilol, hematoksilin dan eosin.

2.3    Prosedur
2.3.1 Pengambilan Jaringan Dan Fiksasi
Ikan dibedah menggunakan alat bedah (gunting), kemudian organ hati insang dan usus diambil. Jaringan dimasukkan ke dalam kaset agar tidak tercecer jaringannya. Jaringan dipindah ke dalam alcohol 70% minimal 2 jam tujuannya untuk mengawetkan.
2.3.2  Dehidrasi Dan Clearing
            Jaringan yang ada didalam kaset direndam dengan alkohol 80% selama 2 jam, direndam dalam alkohol 90% selama 2 jam, direndam dalam alkohol 95% selama 2 jam, direndam di alkohol 100% I selama 12 jam, direndam lagi di alkohol 100% II selama 30 menit , di rendam di  larutan alkohol+xylol selama 30 menit, direndam xilol I selama 30 menit, direndam xilol II selama 30 menit, dan direndam xylol III selama 30 menit.  
2.2.3 Impregnasi dan Embedding
Jaringan yang ada didalam kaset direndam dalam larutan xylol dan paraffin dengan perbandingan satiu banding satu selama 45 menit. Jaringan yang sudah terimpregnasi direndam dalam parafin selama 45 menit.  Selanjutnya direndam dalam larutan parafin II selama 45 menit dan direndam dalam paraffin III selama 45 menit  kemudian ditaruh di oven  pada suhu 58-600 C.


2.2.4 Blocking
            Tujuan dari bloking yaitu agar jaringan mudah dipotong. Cetakan sampel jaringan dibuat dari kertas tebal dan dibentuk balok. Paraffin dimasukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai kering. Selanjutnya jaringan dimasukkan dan ditambah dengan paraffin lagi dan dibiarkan sampai kering.
2.2.5 Pemotongan Jaringan
            Cetakan yang sudah terbentuk dipotong dengan ketebalan 6 mikron kemudian dipanaskan pada suhu 50-550 C dengan tujuan untuk mengurangi paraffin. ketika ditaruh di air panas jaringan akan mengambang kemudian jaringan diciduk dengan kaca preparat.
2.2.6 Pewarnaan Dan Mounting
Preparat yang sudah jadi dimasukkan ke dalam kotak celup. Selanjutnya direndam xilol I selama 2 menit, direndam xilol II selama 2 menit, direndam xylol III selama 2 menit, direndam di alkohol 100% I selama 2 menit, direndam di alkohol 100% II selama 2 menit, direndam dalam alkohol 95% selama 2 menit, direndam dalam alkohol 90% selama 2 menit, direndam dengan alkohol 80% selama 2 menit, direndam dalam alkohol 70% selama 2 menit dan direndam lagi dalam alkohol 50% selama 2 menit. Selanjutnya dimasukkan ke dalam akuades selama 4-5 menit untuk menetralisasi pH, kemudian diwarnai sengan hematoksilin untuk inti sel. Kemudian dicuci di air mengalir secara perlahan-lahan kemudian dicelupkan ke dalam eosin untuk mewarnai sitoplasma. Dicelup lagi ke akuades sampai dicelup di xilol I. preparat dikeringkan selama semalam lalu dientellen (menggunakan bahan khusus). Cover glas ditempeli lem kemudian ditekan sampai merata dan tidak ada gelembung. Jaringan Dikeringkan dan diamati dibawah mikroskop.

DAFTAR PUSTAKA
Setyowati A, Dewi H, Awik P.D.N dan Nurlita A. 2010. Studi Histopatologi Hati Ikan Belanak (Mugil Cephalus ) Di Muara Sungai Aloo Sidoarjo. Program Studi Biologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Priosoeryanto BP, M. Ersal, R. Tiuria dan S.U. Handayani. 2010. Gambaran Histopatologi lnsang, Usus dan Otot Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berasal dari Daerah Ciampea, Bogor. Indonesian Journal of
Veterinary Science & Medicine. Volume II Nomor 1.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar