Laporan Praktikum ke-11 Hari/Tanggal : Selasa/9 Desember 2014
m.k Penyakit Organisme Akuatik Kelompok : XII
Asisten : Yanti
HISTOPATOLOGI
Disusun oleh:
Sunarni
C14120075
DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penyakit
ikan merupakan salah satu masalah utama yang sering dihadapi o1eh pembudi daya
ikan. Kerugian yang terjadi akibat penyakit bukan hanya pada jumlah papulasi
dan kualitas ikan saja, melainkan secara ekonomi sangat merugikan bagi para
pembudidaya ikan. Adanya penyakit ikan erat
hubungannya dengan lingkungan dimana ikan itu berada. Oleh karena itu dalam
pencegahan danpenyakit ikan, dilakukan pengendalian terhadap lingkungan juga
perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit ikan (Priosoeryanto 2010).
Untuk mengetahui
efek toksik dari beberapa polutan kimia dalam suatu lingkungan dapat di uji
dengan menggunakan spesies yang terdapat pada lingkungan tersebut,salah satunya
adalah ikan. Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah
satu indikator pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Bahan pencemar masuk
kedalam tubuh organisme dapat melalui rantai makanan sehingga menyebabkan terakumulasinya
bahan pencemar dalam jaringan terutama hati.
Analisa histopatologi dapat digunakan sebagai biomarker dalam
mengetahui kondisi kesehatan ikan melalui perubahan struktur yang terjadi pada
organ-organ seperti insang, hati, ginjal dan sebagainya. Selain itu, penggunaan
biomarker histopatologi dapat digunakan dalam memonitoring lingkungan dengan
mengamati organ-organ tersebut yang memiliki fungsi penting dalam metabolisme
tubuh sehingga dapat digunakan sebagai diagnosis awal terjadinya gangguan kesehatan
pada suatu organisme.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari praktikum histopatologi ikan ini adalah sebagai langkah awal dalam
mendiagnosa penyakit ikan.
II.
METODOLOGI
2.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum histopatologi
ikan dilaksanakan pada hari
Selasa, tanggal 9 Desember 2014 pukul
15.30-18.00 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan.
2.2
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan adalah alat bedah, oven, mikrotom. Bahan-bahan yang digunakan adalah
ikan nila, akuades, alkohol 50%, 70%, 80% 90%, 95% 100%, alkohol+xylol, xilol,
hematoksilin dan eosin.
2.3
Prosedur
2.3.1
Pengambilan Jaringan Dan Fiksasi
Ikan dibedah
menggunakan alat bedah (gunting), kemudian organ hati insang dan usus diambil.
Jaringan dimasukkan ke dalam kaset agar tidak tercecer jaringannya. Jaringan
dipindah ke dalam alcohol 70% minimal 2 jam tujuannya untuk mengawetkan.
2.3.2 Dehidrasi Dan Clearing
Jaringan
yang ada didalam kaset direndam dengan alkohol 80% selama 2 jam, direndam dalam
alkohol 90% selama 2 jam, direndam dalam alkohol 95% selama 2 jam, direndam di alkohol
100% I selama 12 jam, direndam lagi di alkohol 100% II selama 30 menit , di
rendam di larutan alkohol+xylol selama
30 menit, direndam xilol I selama 30 menit, direndam xilol II selama 30 menit, dan
direndam xylol III selama 30 menit.
2.2.3 Impregnasi dan
Embedding
Jaringan yang ada didalam kaset direndam dalam
larutan xylol dan paraffin dengan perbandingan satiu banding satu selama 45
menit. Jaringan yang sudah terimpregnasi direndam dalam parafin selama 45
menit. Selanjutnya direndam dalam
larutan parafin II selama 45 menit dan direndam dalam paraffin III selama 45
menit kemudian ditaruh di oven pada suhu 58-600 C.
2.2.4 Blocking
Tujuan dari bloking yaitu agar
jaringan mudah dipotong. Cetakan sampel jaringan dibuat dari kertas tebal dan
dibentuk balok. Paraffin dimasukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai
kering. Selanjutnya jaringan dimasukkan dan ditambah dengan paraffin lagi dan
dibiarkan sampai kering.
2.2.5 Pemotongan
Jaringan
Cetakan yang sudah terbentuk
dipotong dengan ketebalan 6 mikron kemudian dipanaskan pada suhu 50-550
C dengan tujuan untuk mengurangi paraffin. ketika ditaruh di air panas jaringan
akan mengambang kemudian jaringan diciduk dengan kaca preparat.
2.2.6 Pewarnaan Dan
Mounting
Preparat yang sudah jadi dimasukkan ke dalam kotak
celup. Selanjutnya direndam xilol I selama 2 menit, direndam xilol II selama 2
menit, direndam xylol III selama 2 menit, direndam di alkohol 100% I selama 2
menit, direndam di alkohol 100% II selama 2 menit, direndam dalam alkohol 95%
selama 2 menit, direndam dalam alkohol 90% selama 2 menit, direndam dengan
alkohol 80% selama 2 menit, direndam dalam alkohol 70% selama 2 menit dan direndam
lagi dalam alkohol 50% selama 2 menit. Selanjutnya dimasukkan ke dalam akuades
selama 4-5 menit untuk menetralisasi pH, kemudian diwarnai sengan hematoksilin
untuk inti sel. Kemudian dicuci di air mengalir secara perlahan-lahan kemudian
dicelupkan ke dalam eosin untuk mewarnai sitoplasma. Dicelup lagi ke akuades
sampai dicelup di xilol I. preparat dikeringkan selama semalam lalu dientellen
(menggunakan bahan khusus). Cover glas ditempeli lem kemudian ditekan sampai
merata dan tidak ada gelembung. Jaringan Dikeringkan dan diamati dibawah
mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati
A, Dewi H, Awik P.D.N dan Nurlita A. 2010. Studi Histopatologi Hati Ikan
Belanak (Mugil Cephalus ) Di Muara Sungai Aloo Sidoarjo. Program Studi Biologi,
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Priosoeryanto
BP, M. Ersal, R. Tiuria dan S.U. Handayani. 2010. Gambaran Histopatologi
lnsang, Usus dan Otot Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berasal dari
Daerah Ciampea, Bogor. Indonesian Journal
of
Veterinary Science & Medicine. Volume II Nomor 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar