Laporan Praktikum ke-9 Hari/Tanggal : Selasa/18 November 2014
m.k Penyakit Organisme Akuatik Kelompok : XII
Asisten : Dendy
Hidayatullah
GAMBARAN
DARAH IKAN
Disusun oleh:
Sunarni
C14120075
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pembenihan merupakan salah satu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan suatu usaha
budidaya ikan. Sering kali, benih ikan tidak terpenuhi baik secara kuantitas maupun
kualitas. Salah satu penyebabnya yaitu serangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sistem
pertahanan tubuh ikan belum sempurna (Primadaka 1992). Penyakit merupakan salah
satu faktor yang dapat menurunkan produksi ikan. Penyebab penyakit dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi (virus, bakteri, cendawan, cacing dan protozoa) dan noninfeksi (stres, intoksikasi,
defisiensi nutrisi) (Zonneveld et al. 1991).
Salah satu indikator terjadinya infeksi pada ikan yaitu
adanya perubahan pada gambaran darah. Ikan yang terinfeksi akan mengalami
perubahan pada konsentrasi hemoglobin, jumlah leukosit total dan jumlah
eritrosit (Lagler et al., 1977). Pemeriksaan darah ikan merupakan faktor
penting dalam membantu diagnosis, prognosis dan terapi dari penyakit. Oleh karena itu untuk mengetahui
status kesehatan ikan, perlu dilakukan pemeriksaan darah (Irianto 2005).
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar
mahasiswa mengetahui gambaran darah ikan
lele (Clarias sp.) dengan mengukur
parameter jumlah sel darah merah dan hematocrit.
II.
METODOLOGI
2.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum
gambaran darah ikan dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 11 November 2014 pukul
15.30-18.00 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan.
2.2
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan adalah Siryng,
hemasitometer, mikrotube, baki, lap, mikroskop, tabung hematocrit, crept seal,
sentrifuge dan penggaris. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan lele, antikoagulan
( Natrium sitrat 3,8%) dan hayem.
2.3
Prosedur
2.3.1
Pengambilan Darah
Siring dibilas
dengan anti koagulan terlebih dahulu. Ikan lele ditutup pada bagian kepala lalu
darah diambil pada bagian vena caudal. Setelah darah terambil, uhung siring
dibuka dan darah dimasukkan ke dalam mikrotube.
2.3.2
Total Sel Darah Merah
Darah
diambil dengan skala 0,5 kemudian diencerkan dengan hayem sampai skala 101.
Selanjutnya dibuang 1-2 tetes dan diteteskan pada hemasitometer dan diamati
dibawah mikroskop.
2.2.3 Hematokrit
Darah diambil dengan menggunakan tabung
hematocrit sebanyak ¾ bagian. Ujung tabung ditutup dengan cretoseal. Kemudian
disentrifuge 5000 rpm selama 5 menit dan panjang sel dan total sel diukur.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel 1. Hasil Jumlah Sel Darah
Merah dan hematocrit Ikan Lele (Clarias sp.)
Kelompok
|
SDM (sel/mm3)
|
Hematokrit
(%)
|
1
|
4,1x 106
|
41,17
|
2
|
3,75x 106
|
33,33
|
3
|
0,8x106
|
28,57
|
4
|
0,34x 106
|
28,85
|
5
|
0,77x 106
|
13,8
|
6
|
1,47x106
|
33,3
|
7
|
4,54x 106
|
36
|
8
|
3,07x 106
|
28,3
|
9
|
2,4x106
|
28,3
|
10
|
2,56x 106
|
32,2
|
11
|
3,97x 106
|
38
|
12
|
3,47x 106
|
19,14
|
Berdasarkan
table diatas dapat diketahui bahwa jumlah sel darah merah ikan lele paling
banyak 4,54x 106 sel/mm3 dan sel darah merah terendah 0,34x
106 sel/mm3 sedangkan hematocrit terbanyak 41,17% dan dan nilai hematocrit terendah 13,8%.
3.2
Pembahasan
Darah ikan terdiri dari atas komponen cairan (plasma) dan
komponen seluler (sel-sel darah). Sel-sel darah terdiri dari trombosit (keping
darah), leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah). Darah
tersebut diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi tertutup
(Wedemeyer et al 1990). Sel dan
plasma darah berperan penting dalam fisiologis. Plasma darah adalah suatu
cairan jernih yang mengandung gas terlarut, sisa hasil metabolisme, hasil
absorpsi dari pencernaan makanan serta mineral terlarut (Lagler et al 1977).
Sel darah merah pada ikan merupakan jenis sel darah yang
paling banyak jumlahnya. Semua jenis ikan memiliki bentuk eritrosit yang hampir
sama. Eritrosit pada ikan memiliki inti. Eritrosit memiliki warna kekuningan,
berbentuk lonjong, kecil dan berukuran 7 - 36 μm (Lagler et al 1977). Eritrosit yang sudah matang berbentuk oval sampai
bundar, inti berukuran kecil dengan sitoplasma besar. Jumlah eritrosit pada
ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 106sel/mm3 (Irianto
2005). Ukuran eritrosit ikan lele (Clarias ssp) berkisar antara (10 x 11 μm) –
(12 x 13 μm), dengan diameter inti berkisar antara 4 – 5 μm.
Hematokrit adalah persentase/perbandingan eritrosit di dalam
darah (Guyton 1997). Hematokrit digunakan untuk mengukur perbandingan antara
eritrosit dengan plasma, sehingga hematokrit memberikan rasio total eritrosit
dengan total volume darah dalam tubuh. Nilai hematokrit dipengaruhi oleh ukuran
dan jumlah eritrosit (Ganong 1995). Nilai hematokrit pada ikan teleostei
berkisar antara 20 - 30% dan pada ikan laut bernilai sekitar 42% (Bond 1979).
Berdasarkan hasil praktikum diketahui nilai hematocrit ikan
lele secara keseluruhan yaitu 13,8%- 41,17%. Menurut Angka et al (1985), Presentase nilai hematokrit ikan lele (Clarias spp)
normal berkisar antara 30,8 - 45,5%. Berdasarkan literature tersebut maka dapat
diketahui bahwa ikan lele dari kelompok 3, 4, 5, 8, 9 dan 12 merupakan ikan
lele yang sakit karena nilai persentase hematokritnya dibawah nilai normal,
sedangkan selain kelompok tersebut nilai hematokritnya masih normal atau ikan
lele yang diambil darahnya dalam kondisi sehat.
Jumlah sel darah merah ikan lele yang dipraktikumkan secara
keseluruhan 0,34x
106 - 4,54x 106 sel/mm3. Menurut Angka et al (1985), Jumlah eritrosit ikan lele (Clarias ssp) adalah 3,18
x 106sel/ml. berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada
ikan lele yang kondisinya tidak normal karena jumlah sel darah merahnya dibawah
jumlah normal. Menurut Wedemeyer dan Yasutake (1977), Rendahnya eritrosit
merupakan indikator terjadinya anemia, sedangkan tingginya
jumlah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stress.
Pemeriksaan darah sangat penting untuk dilakukan
karena dapat membantu
menentukan diagnosa penyakit (Wedemeyer et al 1990). Penyimpangan fisiologis
ikan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada gambaran darah, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Darah akan mengalami perubahan yang drastic apabila
terkena penyakit infeksi (Amlacher 1970). Gangguan /penyakit dapat dilihat nilai hematokrit, konsentrasi hemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah merah) dan jumlah leukosit
(sel darah putih) (Lagler et al 1977)
IV.
KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat
disimpulkan bahwa jumlah sel darah merah ikan lele berkisar 0,34x 106 sel/mm3
- 4,54x 106 sel/mm3
dan nilai hematocrit ikan lele berkisar 13,8% - 41,17%.
4.2
Saran
Diharapkan untuk pratikum selanjutnya ikan yang di
praktikumkan lebih bervariasi / banyak sehingga praktikan dapat mengetahui
perbedaan gambaran darah ikan dari berbagai jenis ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Amlacher E. 1970. Text Book of Fish
Disease. D.A.T.F.H. Publication. New York. USA. hlm 302.
Boyd CE. 1990. Water Quality
Management For Pond Fish Culture. Elsevier Science Publishing Company Inc, New
York. Hal 146 – 159.
Ganong WF. 1995. Buku Ajar fisiologi
Kedokteran (Review of Medical Physiologi). Ed ke-4. Terjemahan P Adianto. EGC,
Jakarta.
Guyton AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 9. Irawati Setiawan (Penerjemah). Penerbit Buku kedokteran
EGC, Jakarta.
Irianto Agus. 2005. Patologi Ikan
Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lagler KF, Bardach JE, RR Miller,
Passino DRM. 1977. Ichthyology. John Willey and Sons. Inc. new York-London. Hlm
506.
Primandaka JT. 1992. Pengaruh
Penyuntikan Isolat Virulen Aeromonas hydrophila Secara Intramuskular Terhadap
Gambaran Darah Lele Dumbo (Clarias sp.) Ukuran Fingerling. Skripsi. Fakultas
Perikanan, IPB.
Weatherley AH. 1972. Growth and
Ecology of Fish Population. Academy Press, London. 293p.
Wedemeyer GA, Yasutke. 1977.
Clinical Methods for The Assessment on The Effect of Enviromental Stress on
Fish Health. Technical Paper of The US Departement of The Interior Fish ang the
Wildlife Service, 89 : 1-17
Zonneveld NE, EA Huisman, JH Boon.
1991. Prinsip - Prinsip Budidaya Ikan. Terjemahan. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. 381 hal.
LAMPIRAN
HC =
x 100%
=
x 100%
=19,14%
SDM = rata-rata sel x 16 x
x fp
=
x16x2x
=3,47 x 106 sel/mm3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar