Minggu, 15 Maret 2015

Laporan Praktikum ke-9                     Hari/Tanggal   : Selasa/18 November 2014
m.k Penyakit Organisme Akuatik       Kelompok       : XII
Asisten            : Dendy Hidayatullah
                         





GAMBARAN DARAH IKAN



Disusun oleh:
Sunarni
C14120075








 
















DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

                                                                                                                                           I.          PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Pembenihan merupakan salah satu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan suatu usaha budidaya ikan. Sering kali, benih ikan tidak terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu penyebabnya yaitu serangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sistem pertahanan tubuh ikan belum sempurna (Primadaka 1992). Penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi ikan. Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi (virus, bakteri, cendawan, cacing dan protozoa) dan noninfeksi (stres, intoksikasi, defisiensi nutrisi) (Zonneveld et al. 1991).
Salah satu indikator terjadinya infeksi pada ikan yaitu adanya perubahan pada gambaran darah. Ikan yang terinfeksi akan mengalami perubahan pada konsentrasi hemoglobin, jumlah leukosit total dan jumlah eritrosit (Lagler et al., 1977). Pemeriksaan darah ikan merupakan faktor penting dalam membantu diagnosis, prognosis dan terapi dari penyakit. Oleh karena itu untuk mengetahui status kesehatan ikan, perlu dilakukan pemeriksaan darah (Irianto 2005).  

1.2        Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mengetahui gambaran darah ikan lele (Clarias sp.) dengan mengukur parameter jumlah sel darah merah dan hematocrit.



                                                                                                                                        II.              METODOLOGI

2.1    Waktu dan Tempat
Praktikum gambaran darah ikan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 November 2014 pukul 15.30-18.00 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan.

2.2    Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Siryng, hemasitometer, mikrotube, baki, lap, mikroskop, tabung hematocrit, crept seal, sentrifuge dan penggaris.   Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan lele, antikoagulan ( Natrium sitrat 3,8%) dan hayem.
2.3    Prosedur
2.3.1 Pengambilan Darah
Siring dibilas dengan anti koagulan terlebih dahulu. Ikan lele ditutup pada bagian kepala lalu darah diambil pada bagian vena caudal. Setelah darah terambil, uhung siring dibuka dan darah dimasukkan ke dalam mikrotube.
2.3.2 Total Sel Darah Merah
            Darah diambil dengan skala 0,5 kemudian diencerkan dengan hayem sampai skala 101. Selanjutnya dibuang 1-2 tetes dan diteteskan pada hemasitometer dan diamati dibawah mikroskop.  
2.2.3 Hematokrit
            Darah diambil dengan menggunakan tabung hematocrit sebanyak ¾ bagian. Ujung tabung ditutup dengan cretoseal. Kemudian disentrifuge 5000 rpm selama 5 menit dan panjang sel dan total sel diukur.








                                                                                                           III.   HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil
Tabel 1. Hasil Jumlah Sel Darah Merah dan hematocrit Ikan Lele (Clarias sp.)             
Kelompok
SDM (sel/mm3)
Hematokrit (%)
1
4,1x 106
41,17
2
3,75x 106
33,33
3
0,8x106
28,57
4
0,34x 106
28,85
5
0,77x 106
13,8
6
1,47x106
33,3
7
4,54x 106
36
8
3,07x 106
28,3
9
2,4x106
28,3
10
2,56x 106
32,2
11
3,97x 106
38
12
3,47x 106
19,14

            Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa jumlah sel darah merah ikan lele paling banyak 4,54x 106 sel/mm3 dan sel darah merah terendah 0,34x 106 sel/mm3 sedangkan hematocrit terbanyak 41,17% dan dan nilai hematocrit terendah 13,8%.
3.2  Pembahasan
Darah ikan terdiri dari atas komponen cairan (plasma) dan komponen seluler (sel-sel darah). Sel-sel darah terdiri dari trombosit (keping darah), leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah). Darah tersebut diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi tertutup (Wedemeyer et al 1990). Sel dan plasma darah berperan penting dalam fisiologis. Plasma darah adalah suatu cairan jernih yang mengandung gas terlarut, sisa hasil metabolisme, hasil absorpsi dari pencernaan makanan serta mineral terlarut (Lagler et al 1977).
Sel darah merah pada ikan merupakan jenis sel darah yang paling banyak jumlahnya. Semua jenis ikan memiliki bentuk eritrosit yang hampir sama. Eritrosit pada ikan memiliki inti. Eritrosit memiliki warna kekuningan, berbentuk lonjong, kecil dan berukuran 7 - 36 μm (Lagler et al 1977). Eritrosit yang sudah matang berbentuk oval sampai bundar, inti berukuran kecil dengan sitoplasma besar. Jumlah eritrosit pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 106sel/mm3 (Irianto 2005). Ukuran eritrosit ikan lele (Clarias ssp) berkisar antara (10 x 11 μm) – (12 x 13 μm), dengan diameter inti berkisar antara 4 – 5 μm.
Hematokrit adalah persentase/perbandingan eritrosit di dalam darah (Guyton 1997). Hematokrit digunakan untuk mengukur perbandingan antara eritrosit dengan plasma, sehingga hematokrit memberikan rasio total eritrosit dengan total volume darah dalam tubuh. Nilai hematokrit dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah eritrosit (Ganong 1995). Nilai hematokrit pada ikan teleostei berkisar antara 20 - 30% dan pada ikan laut bernilai sekitar 42% (Bond 1979).
Berdasarkan hasil praktikum diketahui nilai hematocrit ikan lele secara keseluruhan yaitu 13,8%- 41,17%. Menurut Angka et al (1985), Presentase nilai hematokrit ikan lele (Clarias spp) normal berkisar antara 30,8 - 45,5%. Berdasarkan literature tersebut maka dapat diketahui bahwa ikan lele dari kelompok 3, 4, 5, 8, 9 dan 12 merupakan ikan lele yang sakit karena nilai persentase hematokritnya dibawah nilai normal, sedangkan selain kelompok tersebut nilai hematokritnya masih normal atau ikan lele yang diambil darahnya dalam kondisi sehat.
Jumlah sel darah merah ikan lele yang dipraktikumkan secara keseluruhan 0,34x 106 - 4,54x 106 sel/mm3. Menurut Angka et al (1985), Jumlah eritrosit ikan lele (Clarias ssp) adalah 3,18 x 106sel/ml. berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada ikan lele yang kondisinya tidak normal karena jumlah sel darah merahnya dibawah jumlah normal. Menurut Wedemeyer dan Yasutake (1977), Rendahnya eritrosit merupakan indikator terjadinya anemia, sedangkan tingginya jumlah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stress.
Pemeriksaan darah sangat penting untuk dilakukan karena dapat membantu menentukan diagnosa penyakit (Wedemeyer et al 1990). Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada gambaran darah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Darah akan mengalami perubahan yang drastic apabila terkena penyakit infeksi (Amlacher 1970). Gangguan /penyakit dapat dilihat nilai hematokrit, konsentrasi hemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah merah) dan jumlah leukosit (sel darah putih) (Lagler et al 1977)



                                                                                                           IV.        KESIMPULAN DAN SARAN

4.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jumlah sel darah merah ikan lele berkisar 0,34x 106 sel/mm3 - 4,54x 106 sel/mm3 dan nilai hematocrit ikan lele berkisar 13,8% - 41,17%.
4.2  Saran
Diharapkan untuk pratikum selanjutnya ikan yang di praktikumkan lebih bervariasi / banyak sehingga praktikan dapat mengetahui perbedaan gambaran darah ikan dari berbagai jenis ikan.












DAFTAR PUSTAKA
Amlacher E. 1970. Text Book of Fish Disease. D.A.T.F.H. Publication. New York. USA. hlm 302.
Boyd CE. 1990. Water Quality Management For Pond Fish Culture. Elsevier Science Publishing Company Inc, New York. Hal 146 – 159.
Ganong WF. 1995. Buku Ajar fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiologi). Ed ke-4. Terjemahan P Adianto. EGC, Jakarta.
Guyton AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Irawati Setiawan (Penerjemah). Penerbit Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Irianto Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lagler KF, Bardach JE, RR Miller, Passino DRM. 1977. Ichthyology. John Willey and Sons. Inc. new York-London. Hlm 506.
Primandaka JT. 1992. Pengaruh Penyuntikan Isolat Virulen Aeromonas hydrophila Secara Intramuskular Terhadap Gambaran Darah Lele Dumbo (Clarias sp.) Ukuran Fingerling. Skripsi. Fakultas Perikanan, IPB.
Weatherley AH. 1972. Growth and Ecology of Fish Population. Academy Press, London. 293p.
Wedemeyer GA, Yasutke. 1977. Clinical Methods for The Assessment on The Effect of Enviromental Stress on Fish Health. Technical Paper of The US Departement of The Interior Fish ang the Wildlife Service, 89 : 1-17
Zonneveld NE, EA Huisman, JH Boon. 1991. Prinsip - Prinsip Budidaya Ikan. Terjemahan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 381 hal.
























LAMPIRAN

HC      =  x 100%
=  x 100%
            =19,14%

SDM   = rata-rata sel x 16 x  x fp
            = x16x2x

            =3,47 x 106 sel/mm3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar